Dosis tinggi obat ADHD berkaitan dengan risiko psikosis
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dosis tinggi obat ADHD dapat meningkatkan risiko psikosis pada pasien yang mengonsumsinya. ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan neurobehavioral yang umum terjadi pada anak-anak dan dapat berlanjut hingga dewasa.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Hong Kong menemukan bahwa pasien yang mengonsumsi dosis tinggi obat ADHD memiliki risiko dua kali lipat mengalami psikosis dibandingkan dengan pasien yang mengonsumsi dosis rendah. Psikosis adalah kondisi mental yang menyebabkan seseorang kehilangan kontak dengan realitas dan mungkin mengalami halusinasi, delusi, dan gangguan pemikiran.
Obat ADHD sering diresepkan untuk membantu mengendalikan gejala hiperaktivitas, impulsivitas, dan kurangnya perhatian yang dimiliki oleh penderita ADHD. Namun, penggunaan obat ini harus diawasi dengan hati-hati oleh dokter untuk menghindari risiko efek samping yang serius.
Para peneliti mengatakan bahwa hasil penelitian ini menyoroti pentingnya pemantauan dosis obat ADHD pada pasien, terutama pada pasien yang memiliki risiko tinggi mengalami psikosis. Mereka juga menekankan perlunya pendekatan yang holistik dalam pengelolaan ADHD, yang mencakup terapi perilaku, pendekatan nutrisi, dan dukungan sosial.
Selain itu, para orang tua juga diminta untuk lebih memperhatikan gejala yang mungkin muncul pada anak mereka setelah mengonsumsi obat ADHD, seperti perubahan perilaku, kegelisahan, dan gangguan tidur. Jika ada gejala yang mencurigakan, segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Dengan pemantauan yang tepat dan pendekatan yang komprehensif, risiko psikosis akibat dosis tinggi obat ADHD dapat diminimalkan. Penting bagi semua pihak, termasuk dokter, orang tua, dan pasien sendiri, untuk bekerja sama dalam mengelola kondisi ADHD dengan aman dan efektif.